Ismail, siswa kelas III SMA Negeri Pallangga, Selasa pagi, 2 Januari 2013 tenggelam di Sungai Tangalla Desa Kanjilo Kecamatan Barombong. Almarhum bertempat tinggal dalam kawasan Kampung Manynyoi Desa Jenetallasa Kec.Pallanga Kab.Gowa. Korban tenggelam disaat sedang mandi-mandi, bersama paman dan sepupunya.
Ismail selalu menggunakan anak Sungai Jeneberang ini sebagai arena mandi-mandi setiap kali air meluap. Pagi tadi dengan riangnya bersama sepupu dan Omnya memanfaatkan air sungai yang deras untuk bermain, apalagi mereka mahir berenang.
Sepupunya dan omnya, meloncat dari atas jembatan, sementara Ismail dari bibir tanggul dengan ketinggian 10 meter. Tradisi mandi-mandi disaat air pasang menjadi pemandangan yang mengasyikkan.
Namun peristiwa tanggal 2 Januari 2013 menjadi arena mandi-mandi yang terakhir, karena Ismail ikut hanyut bersama derasnya air bah.
Kalimat terakhir yang masih sempat diucapkan dalam dialek Makassar mengatakan ” Alleai Cikali yang bermakna bantu saya,” tuturnya kepada sepupunya.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Tagana Sulsel, dibawah koordinasi Daniyal Opo segera menurunkan personil ke lokasi untuk mencari korban, bersama-sama unsur BASARNAS, Tim SAR UNM, Tim SAR Unhas, namun hingga matahari tenggelam belum membuahkan hasil.
Bahkan perahu karet milik Basarnas mengalami kerusakan di muara Sungai Jeneberang karena derasnya pusaran air, disaat melakukan pencarian di tengah cuaca hujan yang lebat.
Sementara hujan yang terus menerus mengakibatkan banjir yang melanda perumahan penduduk di Kecamatan Tinggimae Desa Panakukkang Kampung Parang Mallengu 215 KK, Dusun Kunjungmae 35 KK dan Dusun Bontocinde masih dalam proses pendataan.
Kondisi yang sama juga dialami Dusun Sailong Desa Bontomanai Kecamatan Pattalassang sedangkan untuk Kota Makassar di Jalan Swadaya sekitar Kawasan Abdullah Daeng Siriwa juga tergenang dan terpaksa diungsikan.
Lokasi yang disebutkan diatas merupakan langganan banjir setiap tahunnya.
Tim TAGANA Gowa bersama Dinas Sosial setempat sudah menurunkan personil untuk pencaarian korban sementara untuk pendataan sudah dilakukan pada masing-masing wilayah dengan berkoordinasi anggota Tagana setempat.
Sementara itu, diperoleh informasi kalau ada sembilan orang pendaki gunung, dari UGM (Universitas Gajah Mada) yang mendaki Gunung Bawakaraeng untuk acara penggantian tahun,
Namun tanggal 1 Januari 2013 para pendaki kehilangan kontak, sehingga Tim Penolong segera melakukan pelacakan.
Info terakhir diterima di Posko Tagana Sulsel masih ada 9 orang yang bertahan di Pos III Bawakaraeng dengan kondisi kelelahan dan lapar dan kedinginan sehingga tidak mampu menuruni gunung.
Tim Basarnas dibantu dengan potensi SAR lainnya segera memberikan pertolongan dan menuju ke Gunung Bawakaraeng 2 Januari 2012.
Hingga berita ini di publish korban belum diketemukan, demikian halnya pertolongan yang dilakukan di puncak Gunung Bawakaraeng belum mendapatkan hasil yang maksimal karena masih dalam proses pencarian.
kami sekeluarga dibulumba mendo’akan agar relawan kemanusiaan, khususnya TAGANA agar diberikan kekuatan untuk bertugas dlapangan.
semoga keluarga korban diberi ketabahan dan kesabaran atas musibah yang menimpahnya.
semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua untuk berhati-hati dan saling mengingatkan.
Turut berduka cita atas meninggalnya adik Ismail, dalam koncisi cuaca yg ekstrim saat ini kita semua perlu waspada, terutama terhadap anak- anak yg sering bermain dengan derasnya air hujan, bukan saja terhadap bahaya tenggelam seperti yg terjadi di tangngalla, tapi juga penyakit yg mudah menyerang pada musim hujan. semoga Allah tidak menurunkan bencananya diluar kemampuan kita semua.
Makasih komentarnya, sebagai anggota TAGANA mari kembali kita mengingatkan warga agar tidak mandi-mandi di Sungai sepanjang air masih mengalir deras, sekalipun mereka pintar menyelam sebagaimana ISmail yang sampai sekarang belum kami temukan