SYAKHRUDDIN.COM – Pembangunan gedung logistik bencana alam untuk Kawasan Timur Indonesia yang berlokasi di tanah kosong milik Panti Sosial Marhudi Putra (PSMP) Toddopuli, di terletak di Salodong Kawasan Nelayan Kota Makassar, akhirnya ditemukan titik temu.
Penyelesaian dengan cara musyawarah itu, disebut dengan “Kesepakatan Salodong” Pihak panti yang dinakhodai Drs.Muh.Sanusi didampingi Kepala Bagian Tata Usaha, Wahidin bertemu dengan penanggungjawab lapangan, Sdr. Mansur dan di mediasi Bapak Adhy Karyono dari Kementerian Sosial.
Turut hadir dalam pertemuan Salodong yaitu Bapak Iyan Kusmadiana, Sdr. Bakhtiar Madjid serta Kabid Banjamsos Sulsel. Secara prinsip, pihak yang merasa terimbas dampak sosial dari pembangunan gudang dapat memahami kondisi lapangan.
Selanjutnya pihak pemborong, menyetujui untuk mengalirkan genangan air yang terdapat di bagian sebelah kiri, dekat asmara putri dari panti yang kini menangani anak nakal dan korban narkoba.
Genangan air ini, akan dialirkan ke bagian depan dengan menggali selokan yang selama ini tertimbun akibat digunakan akses masuk membawa timbunan. Selain itu, pihk pengembang juga berjanji membuatkan septictank yang baru, mengingat septicktank yang lama tertutup dengan adanya timbunan untuk gudang.
Muh. Sanusi dalam pertemuan mengatakan, pihak panti mengharapkan agar pemborong gudang dalam waktu sepekan sudah dapat merealisasikan kesepakatan bersama, sedang Sdr. Mansur selalu penanggungjawab lapangan menyanggupi, sepanjang ada perintah dari atasannya sebagai pemenang tender.
Bapak Adhy Karyono yang memfasilitasi pertemuan tersebut, segera mengontak pihak pemenang tender di Jakarta dan dari balik telepon, beliau memberikan jawaban yang menyejukkan hati. “Silakan diambil langkah-langkah penanganan dan baginya siap untuk memberikan dukungan”,
Dengan demikian apa yang selama ini menjadi kekisruhan di kalangan warga panti, dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Menurut Mansur, pihaknya butuh waktu 10 hari dan melibatkan enam orang pekerja, taksiran pembeayaan diperkirakan Rp10 juta rupiah, untuk pembuatan drainase, timbunan dan perbaikan lainnya.
Genangan air yang selama ini menjadi keluhan penghuni asrama putrid, dapat segera disalurkan ke pembuangan utama, pembuatan septitank baru, penimbunan sekaligus mengecor tempat jemuran serta penggantian plafon yang bocor akibat terkena material pada saat pembangunan awal.
Semuanya disanggupi untuk diperbaiki dan dibenahi agar terlihat asri. Apa yang menjadi kesepahaman bersama itu, masing-masing pihak telah membubuhkan tandatangan disaksikan mereka yang hadir, masing-masing Bapak Adhy Karyono, Iyan Kusmadiana, Bakhtiar Madjid, Wahidin, Kabid Banjamsos Sulsel.
Kedua penanda tangan kesepahaman yaitu Bapak Muh.Sanusi dan Sdr. Mansur. Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap empat dan masing-masing pemangku kepentingan memegang satu lembar untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan dan merupakan alat kontrol.
Ditambahkan hingga saat ini, kemajuan pekerjaan telah mencapai 28,5 persen, diharapkan dalam waktu dekat rangka baja yang di pesan dari Surabaya segera tiba. Bilamana pekerjaan pemasangan kerangka baja ini sudah berada pada posisinya maka taksiran capaian pekerjaan sudah mencapai 45 persen, ungkap salah petugas dari Dinas Tarkim Provinsi Sulawesi Selatan.
Kendala lain yang harus segera diselesaikan, adalah pengurusan IMB (Izin membangun) dari Pemerintah Kota Makassar, saat ini sedang proses penyelesaian dan pengurusannya di bantu Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, DR.H.Burhanuddin.
Hal-hal yang terkait dalam penyempurnaan pembangunan akan diselesaikan sesuai dengan kontrak perjanjian kerja antara pemenang tender dengan pejabat Kuasa Pengguna Anggaran dari Kementerian Sosial R.I. C.q. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam.
Usai kesepahaman bersama, Bapak Adhy Karyono kembali ke Jakarta didampingi salah seorang stafnya yang juga selesai melaksanakan tugas monitoring di Provinsi yang didampin Dr.H.Syahrul Yasin Limpo,SH,M.Si,MH dengan tagline “Dont Stop Komandan”