Entah mengapa, perasaan hati ini tiba-tiba menuntunku ke depan komputer, padahal saya baru saja tiba dari perjalanan panjang yang melelahkan, Makassar-Malili di Kabupaten Luwu Timur.
Menempuh jalan sepanjang 600 kilometer, sebuah perjalanan darat yang dapat dikatakan butuh stamina prima dan semangat pengabdian yang tulus.
Namun di balik semua itu, ada keindahan dan kesyukuran atas segala rahmat yang diperoleh, bahwa ternyata ilmu pengetahuan kalau dibagi akan semakin kaya dan bijak
Sebagaimana ungkapan para arif pandai menuturkan, jauh berjalan banyak dilihat banyak lama hidup banyak dirasai.
Hari ini juga tercatat sebagai hari bersejarah dengan dilakukannya Peringatan Isra Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW 1433H yang bertepatan dengan penanggalan Masehi, Minggu 17 Juni 2012.
Malam harinya akan bertanding pada di pesta piala dunia antara Denmark dan Jerman yang kini banyak difavoritkan orang.
Bahwa Jerman akan menjadi favorit juara di arena sepakbola se jagad yang digagas di Dua Negara yaitu Polandia dan Ukraina.
Namun kedua konteks diatas itu telah menyeret perasaan hati dengan memberi judul tulisan “Sang Favorit”
Penulis sendiri tak mengerti mengapa judul itu muncul seketika, entah siapa yang menggerakkan jari ini menindis tuts komputer dan menjadikan alur tulisan yang beraneka, mengalir laksana air Bantimurung yang jatuh dari ketinggian.
Entah mengapa hati ini masih terus berbunga-bunga diantara kepenatan, impian dan keinginan mengisi blog dengan seabrek tulisan yang beraneka.
Kucoba terus mengukir semua gagasan ini melalui naluri jurnalistik, kuungkapkan perasaan ini dengan sepenuh jiwa.
Karena ku yakin di ujung pulau sana, jauh dari keramaian, ada seseorang yang selalu menanti dan mengharapkan hadirnya tulisan, dalam rangkuman perasaan dan kasih sayang yang mempesona.
Kukejar relung-relung perasaan ini, kujalani semua alur emosi yang terus berpacu dengan jariku yang begitu sangar untuk ukuran kaybor, namun bukan itu letak masalahnya.
Karena hati yang membuncah memerlukan penyaluran bersama hadirnya inspirasi yang tidak pernah habis.
Semua begitu indah terpapar di otak sang penulis, kehalusan suara hati laksana suara Tuhan yang selalu membisikan akan kebijaksanaan.
Kearifan dan kasih sayang yang begitu menggetarkan sukmaku dalam suasana dingin AC (air Condition) yang kebetulan berada di sektor belakang.
Memberiku suasana romantis dan penuh dengan liku-liku perkataan yang Penulis sendiri tak tahu dimana akan berakhir.
Tiba-tiba saja perhatianku terganggu dengan hadirnya sms, namun kucoba kembali mengejar bayang dirinya yang begitu mempengaruhi lamunanku.
Walau kusadar hal yang sama juga akan terjawab dalam keheningan dan dalam kesendiriannya membaca naskah-naskahku yang terdahulu, yang begitu dan mempesona karena dibalut dengan olesan perasaan yang mengharubiru.
SANG FAVORIT, sebuah judul yang terangkai dalam seketika, makna yang tersiratpun begitu banyak tafsirnya, tapi sesuatu yang menjadi favorit akan terasa aroma ke-khas-annya manakala kita pernah merasakan betapa dahsyatnya sesuatu yang telanjur kita katakan “Favority”.
Dalam blantika sepakbola tahun 2012 tersebut, Kesebelasan Jerman menjadi favorit juara, pada lagu kita favorit dengan judul “ Ilalang” dan bagaimana dengan makanan, ternyata gado-gado berada diperingkat teratas.
Dalam kesendirian di kamar kerja dan begitu syahdunya suasana malam, sesekali pesawat handy talky yang selama ini tak pernah dimatikan memberi suara emergency.
Melaporkan tentang kebencanaan di provinsi yang di pimpin SYL (Syahrul Yasin Limpo), di benak yang tadinya penuh dengan ide dan sarat akan ungkapan, tiba-tiba melayang entah kemana.
Ternyata benar apa yang dikatakan orang, jangan selalu mau di-Favorit-kan, karena terkadang yang favorit itu tak pernah sampai tuntas, benarkah mitos itu.
Kita akan saksikan bersama, apakah benar Jerman sebagai kesebelasan terbaik dunia atau hanya sekedar kesebelasan yang difavoritkan.
Namun bagiku bukan pada sisi favoritnya tapi bagaimana sebuah tulisan dapat selesai, sehingga enak dibaca dan memang perlu, salamaki.