Medio April 2012 sebuah prahara melanda tempat dimana saya mengabdikan diri, kondisi yang membuat drop dan semangat yang selama ini berkobar, tiba-tiba redup dan nyaris padam. Dampak dari miskomunikasi yang membuat semuanya menjadi hampa dan sia-sia, namun sekarang badai telah berlalu (The Strom Has Gone).
Kucoba menebus semua galau yang membentang dan mengikis serta memilah secara bertahap. Memang sungguh menggiris hati akan tetapi waktupun terus berlalu seiring dengan perjalanan masa.
Sebuah momentum pelatihan di salah satu hotel di laksanakan di Kota Anging Mammiri. Suasana yang tegang dan penuh dengan misteri kalbu yang tak menentu menjadi sebuah jembatan untuk kembali menata hati yang terluka.
Seiring berlalunya prahara kehidupan, akhirnya kami mendapat penugasan ke Kota Prahiyangan, perjalanan kali ini bersama salah seorang staf yang mengelola gudang. Mungkin karena ini seara kebetulan maka perjalanan ke Jakarta dan tujuan kota kembang Bandung sempat bersama dengan sang direktur. Suasana riang menyelimuti sukma saat pesawat GIA membawa tim Sulsel dan Pak Direktur PSKBA menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Di Angkasa raya selama dua jam penerbangan, hati berkecamuk karena akan bertemu seseorang yang begitu banyak telah memberikan kearifan serta kebajikan dan menata jalan hidup kearah yang lebih sejahtera.
Sisi lain dari kunjungan ke Bandung adalah untuk mengikuti Pelatihan Pelatih (TOT) petugas logistik di Hotel Grand Aquila Jalan Dr.Djundjunan No. 116 Bandung.
Disini segala perhatian dan potensi kukerahkan untuk mengetahui dan mendalami arti sebuah pengelolaan aset dan sekaligus pengelolaan nurani yang selama ini harus terus ditata guna meretas jalan yang lebih baik.
Santai di Kolam Aquila
Pelatihan yang berlangsung padat tidak membuat kami harus juga serius, tapi ada suasana pagi yang harus dimanfaatkan untuk setiap momentum suasana, maka kami mencoba menelusuri sudut aquila hotel termasuk di bagian kolam renang.
Disini kami duduk merenung dan memaknai tentang hakekat kehidupan, sungguh luar biasa akan arti kehidupan ini, oleh sebab itu bilamana terjadi kondisi batin yang membuat kami drop, maka sebaiknya keluar dan mencari suasana baru sebagaimana yang kualami.
Akhirnya dengan pelatihan dan pertemuan di kota kembang telah meneguhkan kembali komitmen hidup untuk terus melangkah dan menulis sebagai bagian dari kehidupan hingga akhirnya menyelesaikan pengabdian pada dinas yang mengurus rakyat dan sekaligus kelak meninggalkan karena faktor usia dan gelar baru sebagai seorang pensiunan, kami telah berikrar untuk kelak meninggalkan kantor dengan kepala tegak seraya akan mengucapkan ….. sayonara…..!!! Dan kepada generasi penerus kami titip pesan, selamat berjuang dengan semangat “Tat Twam Asi” yang artinya Engkau Adalah Aku.