SYAKHRUDDIN.COM – Angin puting beliung sekelas angin “Tornado” meluluhlantahkan Kelurahan Wette-E Kecamatan Pancalautang Jalan Danau Tempe Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Jumat 24 Februari 2012 sekitar Pukul 18.30 Wita di saat umat Islam akan melaksanakan sholat magrib.
Musibah yang mengakibatkan 3 orang dewasa meninggal dan seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya harus menemui ajal karena di terpa bangunan rumah, korban luka berat 26 orang dan luka ringan 8 orang.
Mereka yang berpulang kerakhmatullah dengan tragis adalah, Hj. Rosi (60 thn), Janggo Sanu (70 thn), Lina (30 thn) dan anak dalam kandungan yang telah berusia 9 bulan.
Laporan yang pertama kali diterima dari Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kabupaten Sidrap an. Yusri Yunus kemudian diteruskan ke Kadis SosiaL Prov. Sulsel, Ir.H.Suwandi, M.Si menyebutkn 47 buah rumah rata dengan tanah, 1 buah Mushalah dan 13 buah rusak berat daan 4 buah rusak ringan.
Kabid Banjamsos Sulsel segera memerintahkan staf an. M.Rahman Saleh bersama Ian Kusmadiana dari Kementerian Sosial R.I. yang kebetulan berada di Makassar untuk menuju lokasi peristiwa dan tiba di TKP pukul 04.00 dinihari adapun lokasi musibah ini berada di wilayah perbatasan Sidrap dan Soppeng serta perbatasan Sidrap dan Wajo, taksiran kerugian diperkiran 5,9 milyar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sidrap Abd Rasyid menjelaskan Angin puting beliung atau dalam bahasa lokal (Langkisau) menerjang dua desa di dua kecamatan di Kabupaten Sidrap yakni Desa/Kelurahan Wette’e, Kecamatan Pancalautang dan Desa Elle Salemoe Kecamatan Tellu Limpoe.
Ketiga korban tersebut masing-masing dua orang perempuan bernama Ni’mah (50) dan Hj Nonci (60) serta seorang laki-laki Sakka (60). Untuk penanganan ketiga korban tersebut, petugas melarikan ke rumah sakit terdekat, yakni RS Nene Mallomo di Pangkajene, Kabupaten Sidrap.
Sementara itu, korban tewas berdasarkan data BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan SAR Unhas diketahui tiga orang, yakni Hj Rosi (60), Janggo Sana (60), dan Lina (30) dalam kondisi hamil tujuh bulan.
Dari Kabupaten Wajo Tagana an. Syahran melaporkan kalau daerahnya juga mendapat bencana puting beliung yang mengakibatkan 30 buah rusak berat dan saat ini telah membangun Dapur Umum Lapangan (Dumlap).
Bantuan Sosial dibawa Tagana Sulsel
Segera setelah mendapat perintah, Kabid Banjamsos menurunkan 30 orang Tagana ke lokasi dengan membawa serta DO beras sebanyak 5 ton, Ikan sarden (30 dos), Sarung (300 lembar), Kaos (200 lbr), Selimut (100 lbr) Daster (200 lbr), Seragam sekolah putra dan putri (200 psg), Matras (100 buah), Makanan siap saji (200 paket), Piring 20 lusin, Gelas (22 lusin), Foodware (20 paket), Famili kit (80 paket) dan Kidware (100 paket) dan mengerahkan empat buah armada masing-masing tangki air, truk barang, angkutan personil serta dapur umum lapangan (Dumlap)
Hasil verfikasi data di lapangan maka Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan bantuan berupa bangunan rumah dan isinya diserahkan kepada Kementerian Sosial R.I. berupa alat mandi, kebutuhan dapur dan perlengkapan tidur.
Sumber yang berhasil dihimpun di lapangan menyebutkan, para korban masih tetap untuk bertahan di lokasi lama walaupun daerah ini termasuk dalam kategori rawan banjir, namun menurut pandangan masyarakat setempat setiap kali banjir penghasilan mereka berlimpah karena ikan-ikan dari Danau Tempe akan naik ke kolong rumah mereka, sehingga memudahkan untuk menangkapnya.
Konon setiap selesai banjir warga dapat membeli sepeda motor dari hasil penjualan ikan karena banjir, sementara itu pihak Pemda Kabupaten Sidrap merencanakan untuk merelokasi ke tempat yang lebih tinggi namun masyarakat akan tetap bertahan di lokasi yang ada sekarang, tutur beberapa warga yg ditemui di lokasi bencana.